Pace &
Faules (2005, p.170) mengatakan bahwa tantangan terbesar dalam komunikasi
organisasi adalah bagaimana menyampaikan informasi ke seluruh bagian organisasi
dan bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi.
Rumah sakit adalah salah satu contoh dari Organisasi
Nirlaba. Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi
yang sasaran pokoknya adalah perihal non komersil atau tidak mencari laba.
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk
mendapatkan layanan kesehatan yang baik dan berkualitas membuat industri rumah
sakit terus berbenah diri. Salah satunya dengan melakukan strategi komunikasi
organisasi untuk menarik minat pasien. Belakangan ini dengan tingginya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan masyarakat membuat banyak pengusaha
mendirikan rumah sakit atau klinik swasta yang mampu bersaing dengan rumah
sakit milik pemerintah. Bahkan dengan perkembangannya, rumah sakit swasta mampu
membuat rumah sakit pemerintah kalah saing. Termasuk dalam kesolidan
orang-orang didalam organisasinya.
Rumah sakit milik pemerintah perlu strategi
komunikasi agar tetap diminati oleh masyarakat. Salah satunya adalah melalui
promosi. Selama ini RS milik pemerintah sering kali mendapat cap buruk dari
masyarakat karena prosedur yang panjang dan penanganan yang lambat serta
fasilitas yang tidak nyaman. Pemerintah terkesan mengabaikan kebutuhan
rakyatnya dalam bidang kesehatan karena dengan semua cap buruk dari masyarakat,
pemerintah terkesan tidak serius untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya dalam
bidang kesehatan.
Walaupun Rumah Sakit tidak berorientasi pada
laba, akan tetapi pelayanan dan kepuasan pasien tidak bisa diabaikan. Mungkin
dalam hal ini kita lebih berbicara dalam hal kemanusiaan. Serta kewajiban
pemerintah untuk memenuhi kebutuhan kesehatan rakyatnya. Strategi komunikasi
menjadi penting demi keberlangsungan suatu organisasi terlebih lagi organisasi
non profit yang memiliki banyak kendala untuk terus bertahan karena fokus orientasinya bukan laba.
Strategi komunikasi tidak hanya dilakukan untuk
pelanggan eksternal, akan tetapi antar sesama pelanggan internal juga perlu
disusun strategi komunikasi untuk meningkatkan kinerja sehingga tujuan yang
diinginkan bisa tercapai.
Menurut Effendy (2006,
p.135) strategi komunikasi adalah metode atau langkah-langkah yang diambil
untuk keberhasilan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku, baik secara langsung
(lisan) maupun tidak langsung melalui media. Sehingga dapat dikatakan strategi komunikasi adalah metode atau
langkah-langkah yang diambil untuk keberhasilan proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat dan
perilaku, baik secara langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media
untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam menyususn strategi komunikasi, perlu
memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1.
Tujuan
Sebelum
melakukan sesuatu, kita memang harus menetukan tujuan, karena dengan adanya
tujuan, kita memiliki sesuatu untuk diraih atau dicapai. Dalam membuat strategi
komunikasi kita harus membuat tujuan terlebih dahulu untuk memastikan mau
dibawa kemana dan untuk apa strategi komunikasi yang kita buat. Tujuan Strategi
komunikasi yang kita buat harus sesuai dengan tujuan dari organisasi itu
sendiri.
2.
Sasaran
Untuk
strategi komunikasi yang efektif, kita perlu mengidentifikasi sasaran,
menentukan sasaran dengan lebih spesifik lagi bisa semakin membantu kita untuk
menyususn dan menjalankan strategi komunikasi. Sasaran ini bisa jadi adalah
sasaran atau target yang akan menjadi penerima pesan kita atau menetukan
sasaran media partner kita dalam menjalankan strategi komunikasi ini.
3.
Pesan
Pesan
yang panjang dan terlalu luas cakupannya cenderung akan membuat orang lupa
dengan apa yang telah kita sampaikan. Untuk memaksimalkan efek dari pesan yang
kita sampaikan Karena itu perlu pesan yang menarik sehinngga komunikan mau
mendengarkan apa yang ingin kita sampaikan. Cara penyampaian pesan juga menjadi
penting agar proses penerimaan pesan lebih efektif.
4.
Instrumen
dan kegiatan
Instrumen
dan kegiatan menjadi hal yang penting untuk mengkomunikasikan pesan yang ingin
kita sampaikan. Karena salah satu faktor untuk memaksimalkan efek pesan adalah
dengan bisa membaca situasi dan kondisi yang tepat utuk pesan tersebut
disampaikan.
5.
Sumberdaya dan skala waktu
Sumberdaya
yang ada menjadi hal yang penting. Waktu juga bisa menjadi acuan untuk
efektifnya komunikasi. Karena jika apa yang disampaikan dalam waktu yang tepat
bisa jadi khalayak akan menjadi tertarik dengan pesan kita. Untuk menjalankan
strategi komunikasi, cukup dengan menggunakan sumber daya yang kita miliki.
Tidak perlu berlebih-lebihan untuk mengumbar janji kepada khalayak tentang
berbagai hal padahal sumber daya yang dimiliki tidak bisa memenuhi hal
tersebut. Ini akan berdampak pada citra negatif organisasi
6.
Evaluasi dan perbaikan
Efektivitas
strategi komunikasi yang dilakukan harus selalu diukur dengan melakukan
evaluasi. Baik untuk pelanggan internal maupun eksternal. evaluasi ini
berfungsi untuk memperbaiki atau meningkatkan strategi komunikasi yang sudah
dilakukan. Atau untuk mencari model strategi komunikasi yang tepat untuk
diterapkan di organisasi tersebut.
Contoh Rancangan Strategi Komunikasi di Rumah Sakit
Pemerintah kita melalui kementerian
kesehatan sudah mencanangkan program JKN atau Jaminan Kesehatan Nasional, yaitu
sebuah program pemerintah untuk memberikan asuransi bagi seluruh rakyatnya
secara nasional. Akan tetapi banyak hal yang perlu dipersiapkan, salah satunya
kesiapan Rumah Sakit sebagai penyelenggara program JKN. Sehingga perlu disusun
strategi komunikasi untuk program ini demi kesiapan RS sebagai penyelenggranya.
1. Tujuan
Tujuan
dari JKN adalah memebrikan asuransi kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. RS
bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Sehingga untuk
menjalankan program JKN ini RS harus berbenah diri, baik dari segi kesiapan
fasilitas, dan kesiapan orang-orang dan kegiatan organisasi didalamnya. Tujuannya adalah agar bisa menjadi RS yang
menjalankan program JKN dengan tepat. Tujuan ini bisa membantu kita untuk
menyusun program atau strategi komunikasi di dalam RS.
2. Sasaran
-
Untuk sasaran publik internal, karyawan,
petugas media, laboratorium, dokter, perawat, petugas JKN, bahkan hingga
keamanan dan seluruh yang ada di RS menjadi sasaran dari strategi ini. Karena
mereka semua akan bersinggungan dengan program JKN. Mungkin kapsitas
pengetahuan mereka dengan Program JKN ini yang masing-masing berbeda.
-
Untuk publik eksternal, pasien, calon
pengguna program JKN, yang awalnya pengguna Askes dan Jamsostek dan dialihkan
ke JKN, adalah sasaran eksternal dari strategi ini. Mereka menjadi penting
untuk mengetahui dan lebih mengenal program JKN
-
Sasaran media partner yang digunakan,
mungkin kita bisa menggunakan TV LCD yang ada di RS untuk lebih memperkenalkan
program ini, melalui koran, iklan di TV lokal maupun nasional, famplet atau
baliho yang ditempelkan di RS. Dan menyediakan petugas khusus untuk program JKN
ini. Dan mungkin menginformasikan bahwa RS ini siap menjalankan program JKN
3. Pesan
Publik
eksternal: Pesan tentang program JKN ini bisa menyangkut bagaimana cara menjadi
anggota JKN, prosedur pengobatan yang disediakan JKN, serta untuk pemegang
askes atau jamsostek sebelumnya bagaimana dengan fasilitas yang didapatkan dan
bagaimana proses perpindahan serta ketentuan-ketentuannya. Karena hingga saat
ini program JKN ini belum jelas dan masih simpang siur dengan segala
prosedurnya.
Sedangkan
untuk publik internalnya, RS bisa memberikan informasi pada semua elemen yang
ada didalamnya agar menegrti dan tahu. Selain itu pihak RS juga harus
menyediakan petugas khusus untuk memberikan informasi tentang program ini.
4. Instrumen
dan kegiatan
Kegiatan
yang sesuai untuk mengkomunikasikan hal ini adalah ketika semua elemen RS
diberikan arahan tentang berlakunya program JKN ini. Karena pemerintah tentunya
sudah memberikan penjelasan dan pelatihan pada RS sebelum program ini
diresmikan. Hal ini sebagai bentuk sosialisasi pertama pemerintah, karena
pelaksana JKN yang langsung bersuinggungan dengan masyrakat adalah RS.
5. Sumber
daya dan skala waktu
Dengan
sumber daya yang dimiliki RS harus mampu menjalankan program JKN yang dilakukan
secara nasional. RS bisa menggunakan semaksimal mungkin sumber daya yang
dimiliki.
6. Evaluasi
dan amandemen
Setelah
melakukan strategi komunikasi untuk program JKN ini, mungkin RS memerlukan tim
khusus untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan dari strategi yang diterapkan.
Hal ini menjadi sangat penting karena menyangkut keberlangsungan organisasi.
Selain itu kepuasan pelanggan menjadi salah satu hal utama dalam mendukung
keberlangsungan organisasi.