Dengan
mengusung tagline “Now Everyone Can Fly” membuat maskapai penerbangan ini tidak
asing lagi di telinga dan di mata khalayak. Ditambah lagi dengan banyaknya
media promosi yang digunakan maskapai penerbangan ini dalam menawarkan promo
yang sedang mereka tawarkan. Tagline dari Air Asia semakin nyata ketika dalam
sebuah promo maskapai penerbangan ini menawarkan harga tiket penerbangan yang
tidak tanggung-tanggung murahnya. Kita sering melihat iklan di televisi atau
media lain baik di media cetak maupun media baru seperti internet yang memuat
penawaran harga yang ditawarkan Air Asia yang sangat murah. Contonya, harga
tiket penerbangan dari Medan ke Jakarta
hanya Rp. 50.000,- pulang pergi, atau juga ada penawaran dari Medan ke
Penang dengan harga Rp. 45.000,- sekali jalan. Indonesia AirAsia merupakan
maskapai asal Malaysia, yang merupakan salah satu maskapai penerbangan yang
mengusung konsep "Low Cost Carriers" yang saat ini gemanya cukup kuat
mempengaruhi industri penerbangan Asia pada umumnya dan Indonesia khususnya. Di
saat maskapai penerbangan lokal mengalami mati suri akibat besarnya biaya
operasional (cost) yang harus ditanggung, AirAsia justru mampu mengeruk
keuntungan besar.
Dengan Visi dan Misi
ingin menempatkan diri sebagai maskapai penerbangan biaya rendah terdepan di
Asia, Indonesia merupakan salah satu pilihan bagi AirAsia untuk melebarkan
sayapnya. Dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang besar, Indonesia jelas
merupakan pasar yang sangat potensial. Di samping itu, sejak krisis moneter
melanda, penjuaian tiket pesawat mengalami kenaikan 10% dibandingkan penjualan
tiket alat transportasi lainnya. Ketenarikan AirAsia yang sebelum nya memakai
nama AWAIR untuk memasuki pasar Indonesia diwujudkan dengan mengubah namanya
menjadi Indonesia AirAsia pada Desember 2005 dimana kepemilikan saham terbesar
(51%) dikuasai oleh orang Indonesia. Dengan tagline nya ?Kini Siapapun Bisa
Terbang? atau "Now Everyone Can Fly" kini Indonesia AirAsia mampu
menancapkan positioningnya sebagai maskapai murah meriah yang dapat dijangkau
oleh kalangan kelas bawah sekalipun Unit analisis dari penelitian ini adalah
sebuah maskapai penerbangan, Indonesia AirAsia, yang berkedudukan di Bandara
Soekarno Hatta, Cengkareng, Jakarta. Setelah sempat berhenti beropersi pada
tahun 2001 dan beberapa kali mengalami pergantian kepemilikan, pada Desember
2002 dengan munculnya Tony Femandez sebagai CEO, maskapai ini kembali
beroperasi dengan berganti nama menjadi AirAsia. Dan sejak saat itu, AirAsia
mampu mengejar ketertinggalan nya dengan mengantongi 15% dari revenue 36 juta
Dollar. Sedangkan untuk Indonesia AirAsia sendiri mampu meraup keuntungan
hingga 60% dalam waktu 2 tahun.Strategi Komunikasi Pemasaran Indonesia AirAsia
akan di analisis dengan menggunakan model perencanaan IMC (lntegrared Marketing
Communication) atau Komunikasi Pemasaran Terpadu (KPT).
0 ulasan:
Catat Ulasan