Khamis, 19 Jun 2014

Khamis, 15 Mei 2014

PROGRAM PUBLIC SERVICE COMMUNICATION

8:32 PG Posted by Unknown 1 comment


Menindak lanjuti hasil dari kuisioner kepuasan dan ketidak puasan pelanggan minggu lalu, dimana kelompok kami mengukur kepuasan dan ketidak puasan mahasiswa Fisip sebagai pelanggan dengan pelayanan Wifi yang ada di Fisip. Agar hasil dari pengukuran kepuasan pelanggan dengan menggunakan kuisioner pada tugas yang lalu berkesinambungan dengan tugas program public service communication ini.
Kelompok kami akan mengambil layanan jasa wifi yang diberikan oleh fakultas terutama yang ada di FISIP. Pentingnya penggunaan wifi akan sangat berpengaruh pada proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas. Mahasiswa lebih sering mengakses data atau mencari informasi melalui akses gratis yang disediakan fakultas.
Hal ini tidaklah sesuai dengan harapan mahasiswa secara umum, dikarenakan penggunaan wifi ternyata tidaklah optimal. Ketidakoptimalan itu seperti akses yang lambat bahkan sampai tidak bisa mengakses sam sekali. Kamipun berupaya untuk melakukan program public service communication demi kelancaran mahasiswa dalam mendapatkan informasi dengan cepat. program ini seperti:
1.Menghitung secara keseluruhan mahasiswa yang aktif kuliah (belajar di kelas)
2.Setelah mengetahui jumlahnya, maka Kami berusaha untuk mendata mahasiswa yang memiliki barang elektronik yang bisa digunakan untuk akses internet (laptop, handphone, serta gatget canggih lainnya)
3.Setelah terkumpul berapa banyak mahasiswa dengan kriteria yang diinginkan, maka Kami akan bekerja saama dengan pihak fakultas untuk menyesuaikan jumlah serta kecepatan wifi yang akan dipasang. Harapannya agar sesuai dengan jumlah orang dan kapasitas yang dimiliki.
4.Memasang (aplikasi/ halaman web) secara otomatis (misal proquest, alamat web jurnal online, alamat masuk perpustakaan nasional, bahkan internasional, dan lain-lain).
5.Memasang petunjuk arah, denah atau tanda  dimana saja wifi di gedung fisip bisa diakses. Sehingga mahasiswa tidak kebingungan jika disalah satu gedung wifi tidak bisa diakses. Serta tidak kebingungan jika hanya dibeberapa lantai saja yang memiliki akses wifi. Petunjuk arah ini diharapkan bisa membantu mahasiswa untuk mengetahui dimana saja dari gedung Fisip yang memiliki akses Wifi. Petunjuk arah ini adalah program tangible dari kelompok kami.
Contoh petunjuk

Tanda Wifi Zone
Tanda Wifi Zone adalah sebuah tanda untuk memudahkan mahasiswa mengetahui apakah ada akses wifi di gedung atau ruangan tersebut.

Rabu, 7 Mei 2014

KEPUASAN DAN KETIDAKPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN WIFI FISIP UB

9:23 PG Posted by Unknown No comments
Lakukan sebuah survey ketidakpuasan masyarakat terhadap sebuah produk atau jasa.

Mahasiswa saat ini dimudahkan dengan kecanggihan teknologi yang semakin hari semakin berkembang. Perkembangan teknologi komunikasi khususnya, sangatlah membantu kegiatan mahasiswa dalam mencari informasi, sumber rujukan, bahkan hanya sekadar hiburan.

Universitas dengan taraf nasional maupun internasional seakan-akan perlu memfasilitasi akses internet dengan perkembangan teknologi yang ada. Universitas Brawijaya sebagai salah satu interpreneur university seolah ikut memberikan pelayanan kepada mahasiswa, dosen, maupun jajaran yang lain dalam bentuk akses internet di beberapa titik.

Akses internet yang ada di Universitas Brawijaya mencakup tiap fakultas dan tempat-tempat umum lainnya seperti Widyaloka, Perpustakaan, serta sekitar Rektorat. Fisip yang merupakan salah satu fakultas yang ada di Universitas Brawijaya juga menyediakan akses internet di dalam gedung.

Fisip Universitas Brawijaya memilliki gedung kembar yang masing-masing bernama gedung Prof. Darsono dan Prof. Yogi Sugito. Gedung Prof. Darsono yang awalnya diberi nama gedung A telah dahulu dibangun dan memiliki akses internet untuk memberikan kebutuhan bagi internal yang ada di Fisip seperti karyawan, dosen, serta mahasiswa.

Wifi termasuk jasa pelayanan nonprofit yang diberikan oleh fakultas sangatlah dibutuhkan untuk kelancaran belajar mengajar para mahasiswa dan dosen. Bagi mahasiswa, jasa nonprofit ini bisa dinikmati dengan memasukkan nomor induk mahasiswa serta password yang dimiliki oleh tiap individu.

Akses wifi yang disediakan ternyata masih dinilai belum maksimal diberikan oleh fakultas. Wifi tersebut masih mengalami koneksi yang sangat lambat sehingga menghambat proses mahasiwa untuk mencari informasi dengan menggunakan akses wifi. Hal ini menjadi pengurangan poin kualitas layanan yang diberikan oleh fakultas.

Mahasiswa biasanya dalam menggunakan wifi terkendala dengan koneksi yang melemah serta tidak ada sama sekali. Tempat-tempat yang disediakan free wifi pun terbatas misalnya di lantai 1 yang akses wifi lumayan baik, demikian juga dengan lantai 3, lantai 4, lantai 5, serta lantai 6. Kondisi tertentu, ada kalanya wifi melemah, dan hanya akan kuat aksesnya di lantai 6 di mana tempat tersebut merupakan gedung yang ditempati oleh dekan, pembantu dekan 1, pembantu dekan 2, serta pembantu dekan 3.

Untuk mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa FISIP terhadap fasilitas WIFI  yang ada di Fisip. Kami mengadakan observasi kepuasan konsumen terhadap fasilitas wifi di Fisip. Observasi ini kami lakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa Fisip.

a.Formulasikan apa saja faktor ketidakpuasan pelanggan

Ada beberapa faktor ketidakpuasan akan pelayanan Wifi FISIP UB

1.Kuota bandwith yang terbatas

2.Kurangnya pelayanan yang diberikan pada tempat-tempat memiliki pengguna yang relatif banyak

3.Kuota tidak sebanding dengan pengguna yang angat banyak

4.Jaringan yang terhalang konstruksi bangunan

b.Kesimpulan

1.Hampir seluruh mahasiswa FISP UB meraa tidak pua akan pelayanan Wifi di FIIP UB

2.Hal ini terjadi karena kualita Wifi yang sulit dinikmati atau digunakan oleh sebagian besar Mahasiswa FISIP UB yang disebabkan oleh beberapa faktor yang telah diebutkan seperti kuota bandwitch yang terbatas ddan tidak sebanding dengan penggunanya yang banyak

c.Manfaat

1.Dapat mengetahui dan mengidentifikasi bahwa adanya kekecewaan atau ketidakpuasan dari para pengguna wifi akan kualitas pelayanan Wifi di FISIP UB

2.Dapat memberikan inforrmasi dan gambaran mengenai kondisi pelayanan Wifi di FISIP UB sehingga diharapkan adanya kesadaran untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

3.Dapat mengetahui keluhan pengguna sehingga memberikan korreksi akan pelayanan yang suddah ada

Tehnik pengukuran kepuasan yang tepat dengan kultur situasi dan studi pada palayanan WIFI FISIP UB.

a.Konsep bagaimana membuat  kepuasan pelanggan

Salah satu dari unsur nilai konsumen total adalah kualitas jasa dimana kualitas jasa merupakan unsur utama yang bersifat positif dalam pembentukan nilai konsumen. Kualitas jasa bagi konsumen sendiri merupakan komponen pembentuk utama dari kepuasan konsumen. Perbandingan harapan konsumen terhadap kualitas jasa dengan dimensi kualitas jasa yang pada akhirnya akan membentuk kepuasan konsumen. Hal ini sesuai dengan konsep kepuasan konsumen di bawah ini :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil0o_RVsF3iAZpejj44y2ILgSJU6IhKqUMTeBI1UPXXpiQliSRGZXAOjThyphenhyphen1zjq1wQq_sc37Wg_pF_j8xXGh2ls44bntbzA920UBnCnwrCXnDsh2XiIuFx6AxJ_D2nR4ztRMe19OJNjpwz/s1600/Bagan+PSC.jpg

Dalam contoh kasus yang ada, kita bisa  menjabarkan bahwa FISP UB adalah sebuah instansi pendidikan yang merupakan instansi jasa yang memberikan jasa pendidikan kepada konsumennya. Produk dari sebuah instansi pendidikan adalah sebuah pelayanan jasa mulai dari kualitas pengajaran hingga fasilitas pendukung yang berguna bagi pendidikan.

Dalam kasus ini, wifi adalah sautu bentuk pelayanan berupa fasilitas. Melalui wifi, para mahasiswa akan sangat terbantu dalam proses pendidikan seperti menari informasi, mengerjakan tugas, menjaga komunikasi, dll. Bagi mahasiswa, adanya fasilitas wifi diharapkan mampu mempermudah kegiatan mereka sebagai mahasiswa.

Sayangnya, kualitas pelayanan Wifi di FISIP UB ini sudah dianggap mengecewakan oleh sebagian besar mahasiswa FISIP. Wifi bagi mahaiswa merupakan fasilitas yang banyak diharapkan atau bisa dikatakan wajib ada di lingkungan kampus. Fasilitas ini bisa menjadi kebutuhan dan keinginan dari para pengguna. Para pengguna tentunya berharap wifi bisa berjalan lancar sesuai dengan harapan mahasiswa sehingga bisa mendukung kegiatan mereka. Sayangnya kepuasan pelanggan tidak melebihi harapan bahkan cenderung kurang. Fasilitas wifi yang diberikan FISIP dianggap mahasiswa sangat tidak sesuai dengan biaya mereka kuliah disini. Bandwith sangat lambat dan kuota tidak sebanding dengan jumlah pengguna membuat harapan dari para mahasisswa tidak terpenuhi.

b.Kesimpulan

Pada dasarnya tujuan dari sebuah organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa adalah memuaskan konsumen agar mendapatkan timbal balik yang menguntungkan bagi peruahaan. Kepuasan pelanggan akan menjadi tolak ukur keberhasilan kualitas jasa yang dibuat oleh perusahaan. Bagi perusahaan sangat penting mengetahui tingkat kepuasan konsumen agar mereka mampu memberikan kualitas jasa yang baik dan tepat.

Pada kasus Wifi FISIP UB, sebagai instansi pendidikan seharusnya pelayanan sangat diutamakan agar peserta didik dan komponen lainnya mampu memberikan kinerjanya dengan baik. Semua ini akan saling mempengaruhi satu sama lain. Mungkin pihak FISIP UB telah melaukukan yang terbaik. Tetapi melihat tingkat kepuasan yang ada seharusnya pihak instansi terkait bisa berbenah dan mengoreksi dengan cara survey lebih mendalam dan memperbaiki kekurangan yang ada.

c.Manfaat

Manfaat dari mengukur kepuasan adalah pengoreksian akan kualitas dari sebuah instansi. Berdasarkan kasus pelayanan Wifi FISIP UB, setidaknya instansi terikat apalagi yang memberikan jasa pendidikan harusnya mampu memperbaiki diri untuk meningkatkan kualitas pelayanannya sehingga mampu memanjakan dan meningkatkan kualitas anak didiknya. Berdasarkan manfaat yang bisa diperoleh, mengetahui tingkat kepuasan bisa menjadi sebuah cerminan bagi sebuah instansi dalam melaksanakan tugasnya khususnya dalam memberikan pelayanan.

Rabu, 16 April 2014

Tugas UTS PSC

9:26 PG Posted by Unknown No comments
LIMA PENENTU MUTU JASA YANG DISEBUT DENGAN SERVQUAL YANG DISAJIKAN SECARA BERURUT BERDASARKAN TINGKAT KEPENTINGANNYA MENURUT PARASURAMAN ZEITHAM DAN BERRY

Kemasan, label, rasa, gaya, warna adalah beberapa dari sekian banyak penilaian yang konsumen gunakan untuk menentukan kualitas suatu produk. Tetapi ketika kita sebagai konsumen sedang membutuhkan jasa atau konsumsi jasa mungkin yang kita bisa nilai secara langsung hanya sebatas fasilitas fisik yang disediakan. Kompleknya jasa membuat kita sulit untuk menentukan mutu jasa tersebut.
Mutu atau quality dalam bahasa inggris adalah taraf atau tingkat kebaikan atau nilai sesuatu. Untuk mengukur ekspektasi pelanggan kita butuh sebuah metode khusus untuk mengetahuinya. Karena kecenderungan perusahaan jasa kesulitan dalam memahami keingina pelanggan atas kualitas sebuah pelayanan jasa. Mengelola perusahaan jasa menjadi lebih sulit ketimbang mengelola perusahaan non jasa. Karena sulitnya untuk memahami persepsi pelanggan serta sulitnya mengatur internal perusahaan itu sendiri.
Ditengah kebingungan perusahaan jasa muncullah Parasurraman yang berusaha melakukan penelitian tentang hal ini pada tahun 1980 sehingga muncullah istilah ServQual.   ServQual mulai dikenal pada tahun 1983 ketika tiga sekawan yang terdiri dari Valeria A. Zeithamal, Leonard L. Berry dan A. Parasuraman yang melakukan penelitian mengenai bagaimana memaksimalkan kualitas dari setiap pelayanan. Servqual sering disebut sebagai Parasuraman Theory karena yang menjadi pemimpin penelitian ini adalah Parasuraman.
Penilaian kualitas pelayanan adalah sama dengan sikap individu secara umum terhadap kinerja perusahaan. Selain itu penilaian kualitas pelayanan adalah tingkat dan arah perbedaan antara persepsi dan harapan pelanggan. Selisish antara persepsi dan harapan inilah yang mendasari munculnya konsep Gap atau ServQual.
Penulisan Servqual yang tepat adalah ServQual dengan S dan Q kapital. ServQual adalah singkatan dari Service Quality. Yang digunakan untuk mengukur berbagai kualitas jasa. Parasurraman (1985) mendefinisikan penilaian kualitas pelayanan sebagai pertimbangan global atau sikap yang berhubungan dengan keunggulan (superioroty) dari suatu pelayanan jasa.
ServQual
Assurance: mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf. dimensi ini ditunjukkan oleh kemampuan karyawan memberikan keyakinan kepada pelanggan dalam melakukan transaksi dengan perusahaan. Keyakinan ini karena karyawan mampu menjawab kebutuhan dan pertanyaan klien, karena perusahaan memiliki Standard Operation Procedural (SOP) yang rapih, karena perusahaan memiliki teknologi yang handal, dan perusahaan serta karyawan memiliki produk dan servis yang konsisten.
Empathy: meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan konsumen. dimensi ini ditunjukkan oleh kemampuan karyawan dan perusahaan dalam memberikan perhatian khusus kepada pelanggan. Contoh yang paling sering digunakan dalam dimensi ini adalah kemampuan karyawan mengingat nama dan kebiasaan pelanggan. Misalnya, seorang pelanggan hotel yang datang lalu disapa dengan menyebutkan namanya, kemudian diberikan kamar non smoking karena memang pelanggan tersebut tidak merokok, tanpa pelanggan tersebut menyebutkan keinginannya terlebih dahulu. (Giving customers individual attention, Employees who deal with customers in a caring fashion Having the customer’ s best interest at heart, Employees who understand the needs of their customers, Convenient business hours)
Reliability: merupakan kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. dimensi ini ditunjukkan oleh kemampuan karyawan dan perusahaan memenuhi semua janji-janjinya, baik yang dijanjikan melalui iklan maupun janji-janji yang diucapkan oleh frontliner dan lainnya. Kemudian, dimensi ini juga ditunjukkan juga oleh kemampuan perusahaan memberikan produk dan pelayanan yang benar pertama kali (Performing services right at the first time and providing services at the promised time also Maintaining error – free records).
Responsiveness: keinginan para staf untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.  dimensi ini ditunjukkan oleh kemampuan karyawan dan perusahaan dalam memberikan informasi mengenai hak-hak yang seharusnya diberikan kepada pelanggan. Sigap dalam memenuhi kebutuhan pelanggan serta memiliki keinginan untuk terus membantu pelanggan. (Keeping customers informed about when services will be performed, Prompt service to customers, Willingness to help customers, Readiness to respond to customers’ requests)
Tangible: meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi. Pelanggan akan puas jika penampilan gedung perusahaan baik, karyawan menggunakan seragam yang rapih agar ada perbedaan antara pelanggan dengan karyawan sehingga memudahkan pelanggan mengenali dan dapat meminta pelayanan dengan cepat. Selain seragam dan gedung, tempat parkir, ruang tunggu, toilet, penunjuk arah, brosur dan berbagai bentuk tanjibel lainnya masuk dalam dimensi ini.
Skala Servqual yang dikemukakan oleh Parasuraman, Zeithmaml, dan Berry dalam serangkaian penelitian terhadap enam perusaahaan jasa menunjukkan bahwa perbedaan antara harapa konsumen mengenai kinerja dari perusahaan dan penilaian konsumen mengenai kinerja aktual memberikan suatu persepsi konsumen atas kualitas jasa.
Model kualitas jasa menurut Parasuraman, Berry, dan Zeithaml mengembangkan conceptual model of service quality. Mereka memformulasikan sebuah model kualitas pelayanan yang menyorot persyaratan-persyaratan utama agar dapat menyajikan kualitas pelayanan yang dikehendaki.
Contoh Studi Kasus
Pelayanan perpustakaan Fisip Universitas Brawijaya yang pada mulanya dirasakan oleh sebagian besar mahasiswa Fisip memiliki pelayanan yang kurang baik. Dari sisi komunikasi kepada mahasiswa maupun keramahan. Seiiring berjalannya waktu, karena banyaknya keluhan yang disampaikan mahasiswa kepada pihak dosen atau pihak yang lainnya, maka keluhan tersebut tersampaikan. Adanya pengaduan kepada beberapa pihak tersebut, lama kelamaan membuat perubahan pada pelayanan yang dilakukan karyawan perpustakaan Fisip kepada sejumlah mahasiwa.
Perubahan tersebut jika dilihat pada dimensi yang memengaruhi kepuasan pelanggan
a.Assurance berupa kesopanan, terlihat perubahan pada karyawan seperti bagaimana karyawan tersebut bersikap menjadi lebih baik dalm berkomunikasi, menanggapi mahasiswa yang bertanya, serta melemparkan senyuman.
b.Empathy meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan konsumen. Hal ini terlihat perubahan pada karyawan dengan bertambah baiknya komunikasi yang beliau lakukan, perhatian pribadi dan memenuhi kebutuhan konsumen berupa menaggapi keluhan mahasiswa.
c.Realibility kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Terlihat dari kasus komputer data yang rusak, karyawan tersebut menyampaikan bahwa permasalahn tersebut akan segera terselesaikan.
d.Responsiveness kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

Rabu, 26 Mac 2014

Setrategi Komunikasi Organisasi Rumah Sakit Umum milik Pemerintah

9:35 PG Posted by Unknown No comments

Pace & Faules (2005, p.170) mengatakan bahwa tantangan terbesar dalam komunikasi organisasi adalah bagaimana menyampaikan informasi ke seluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi.

Rumah sakit adalah salah satu contoh dari Organisasi Nirlaba. Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang sasaran pokoknya adalah perihal non komersil atau  tidak mencari laba.
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang baik dan berkualitas membuat industri rumah sakit terus berbenah diri. Salah satunya dengan melakukan strategi komunikasi organisasi untuk menarik minat pasien. Belakangan ini dengan tingginya kebutuhan masyarakat akan pelayanan masyarakat membuat banyak pengusaha mendirikan rumah sakit atau klinik swasta yang mampu bersaing dengan rumah sakit milik pemerintah. Bahkan dengan perkembangannya, rumah sakit swasta mampu membuat rumah sakit pemerintah kalah saing. Termasuk dalam kesolidan orang-orang didalam organisasinya.
Rumah sakit milik pemerintah perlu strategi komunikasi agar tetap diminati oleh masyarakat. Salah satunya adalah melalui promosi. Selama ini RS milik pemerintah sering kali mendapat cap buruk dari masyarakat karena prosedur yang panjang dan penanganan yang lambat serta fasilitas yang tidak nyaman. Pemerintah terkesan mengabaikan kebutuhan rakyatnya dalam bidang kesehatan karena dengan semua cap buruk dari masyarakat, pemerintah terkesan tidak serius untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya dalam bidang kesehatan.
Walaupun Rumah Sakit tidak berorientasi pada laba, akan tetapi pelayanan dan kepuasan pasien tidak bisa diabaikan. Mungkin dalam hal ini kita lebih berbicara dalam hal kemanusiaan. Serta kewajiban pemerintah untuk memenuhi kebutuhan kesehatan rakyatnya. Strategi komunikasi menjadi penting demi keberlangsungan suatu organisasi terlebih lagi organisasi non profit yang memiliki banyak kendala untuk terus bertahan karena fokus  orientasinya bukan laba.
Strategi komunikasi tidak hanya dilakukan untuk pelanggan eksternal, akan tetapi antar sesama pelanggan internal juga perlu disusun strategi komunikasi untuk meningkatkan kinerja sehingga tujuan yang diinginkan bisa tercapai.
Menurut Effendy (2006, p.135) strategi komunikasi adalah metode atau langkah-langkah yang diambil untuk keberhasilan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku, baik secara langsung (lisan) maupun tidak langsung melalui media. Sehingga dapat dikatakan strategi komunikasi adalah metode atau langkah-langkah yang diambil untuk keberhasilan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku, baik secara langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media untuk mencapai suatu tujuan.

Dalam menyususn strategi komunikasi, perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1.      Tujuan
Sebelum melakukan sesuatu, kita memang harus menetukan tujuan, karena dengan adanya tujuan, kita memiliki sesuatu untuk diraih atau dicapai. Dalam membuat strategi komunikasi kita harus membuat tujuan terlebih dahulu untuk memastikan mau dibawa kemana dan untuk apa strategi komunikasi yang kita buat. Tujuan Strategi komunikasi yang kita buat harus sesuai dengan tujuan dari organisasi itu sendiri.
2.      Sasaran
Untuk strategi komunikasi yang efektif, kita perlu mengidentifikasi sasaran, menentukan sasaran dengan lebih spesifik lagi bisa semakin membantu kita untuk menyususn dan menjalankan strategi komunikasi. Sasaran ini bisa jadi adalah sasaran atau target yang akan menjadi penerima pesan kita atau menetukan sasaran media partner kita dalam menjalankan strategi komunikasi ini.
3.      Pesan
Pesan yang panjang dan terlalu luas cakupannya cenderung akan membuat orang lupa dengan apa yang telah kita sampaikan. Untuk memaksimalkan efek dari pesan yang kita sampaikan Karena itu perlu pesan yang menarik sehinngga komunikan mau mendengarkan apa yang ingin kita sampaikan. Cara penyampaian pesan juga menjadi penting agar proses penerimaan pesan lebih efektif.
4.       Instrumen dan kegiatan
Instrumen dan kegiatan menjadi hal yang penting untuk mengkomunikasikan pesan yang ingin kita sampaikan. Karena salah satu faktor untuk memaksimalkan efek pesan adalah dengan bisa membaca situasi dan kondisi yang tepat utuk pesan tersebut disampaikan.
5.      Sumberdaya dan skala waktu
Sumberdaya yang ada menjadi hal yang penting. Waktu juga bisa menjadi acuan untuk efektifnya komunikasi. Karena jika apa yang disampaikan dalam waktu yang tepat bisa jadi khalayak akan menjadi tertarik dengan pesan kita. Untuk menjalankan strategi komunikasi, cukup dengan menggunakan sumber daya yang kita miliki. Tidak perlu berlebih-lebihan untuk mengumbar janji kepada khalayak tentang berbagai hal padahal sumber daya yang dimiliki tidak bisa memenuhi hal tersebut. Ini akan berdampak pada citra negatif organisasi
6.      Evaluasi dan perbaikan
Efektivitas strategi komunikasi yang dilakukan harus selalu diukur dengan melakukan evaluasi. Baik untuk pelanggan internal maupun eksternal. evaluasi ini berfungsi untuk memperbaiki atau meningkatkan strategi komunikasi yang sudah dilakukan. Atau untuk mencari model strategi komunikasi yang tepat untuk diterapkan di organisasi tersebut.

Contoh  Rancangan Strategi Komunikasi di Rumah Sakit
            Pemerintah kita melalui kementerian kesehatan sudah mencanangkan program JKN atau Jaminan Kesehatan Nasional, yaitu sebuah program pemerintah untuk memberikan asuransi bagi seluruh rakyatnya secara nasional. Akan tetapi banyak hal yang perlu dipersiapkan, salah satunya kesiapan Rumah Sakit sebagai penyelenggara program JKN. Sehingga perlu disusun strategi komunikasi untuk program ini demi kesiapan RS sebagai penyelenggranya.
1.      Tujuan
Tujuan dari JKN adalah memebrikan asuransi kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. RS bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Sehingga untuk menjalankan program JKN ini RS harus berbenah diri, baik dari segi kesiapan fasilitas, dan kesiapan orang-orang dan kegiatan organisasi didalamnya.  Tujuannya adalah agar bisa menjadi RS yang menjalankan program JKN dengan tepat. Tujuan ini bisa membantu kita untuk menyusun program atau strategi komunikasi di dalam RS.
2.      Sasaran
-          Untuk sasaran publik internal, karyawan, petugas media, laboratorium, dokter, perawat, petugas JKN, bahkan hingga keamanan dan seluruh yang ada di RS menjadi sasaran dari strategi ini. Karena mereka semua akan bersinggungan dengan program JKN. Mungkin kapsitas pengetahuan mereka dengan Program JKN ini yang masing-masing berbeda.
-          Untuk publik eksternal, pasien, calon pengguna program JKN, yang awalnya pengguna Askes dan Jamsostek dan dialihkan ke JKN, adalah sasaran eksternal dari strategi ini. Mereka menjadi penting untuk mengetahui dan lebih mengenal program JKN
-          Sasaran media partner yang digunakan, mungkin kita bisa menggunakan TV LCD yang ada di RS untuk lebih memperkenalkan program ini, melalui koran, iklan di TV lokal maupun nasional, famplet atau baliho yang ditempelkan di RS. Dan menyediakan petugas khusus untuk program JKN ini. Dan mungkin menginformasikan bahwa RS ini siap menjalankan program JKN
3.      Pesan
Publik eksternal: Pesan tentang program JKN ini bisa menyangkut bagaimana cara menjadi anggota JKN, prosedur pengobatan yang disediakan JKN, serta untuk pemegang askes atau jamsostek sebelumnya bagaimana dengan fasilitas yang didapatkan dan bagaimana proses perpindahan serta ketentuan-ketentuannya. Karena hingga saat ini program JKN ini belum jelas dan masih simpang siur dengan segala prosedurnya.
Sedangkan untuk publik internalnya, RS bisa memberikan informasi pada semua elemen yang ada didalamnya agar menegrti dan tahu. Selain itu pihak RS juga harus menyediakan petugas khusus untuk memberikan informasi tentang program ini.
4.      Instrumen dan kegiatan
Kegiatan yang sesuai untuk mengkomunikasikan hal ini adalah ketika semua elemen RS diberikan arahan tentang berlakunya program JKN ini. Karena pemerintah tentunya sudah memberikan penjelasan dan pelatihan pada RS sebelum program ini diresmikan. Hal ini sebagai bentuk sosialisasi pertama pemerintah, karena pelaksana JKN yang langsung bersuinggungan dengan masyrakat adalah RS.
5.      Sumber daya dan skala waktu
Dengan sumber daya yang dimiliki RS harus mampu menjalankan program JKN yang dilakukan secara nasional. RS bisa menggunakan semaksimal mungkin sumber daya yang dimiliki.
6.      Evaluasi dan amandemen

Setelah melakukan strategi komunikasi untuk program JKN ini, mungkin RS memerlukan tim khusus untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan dari strategi yang diterapkan. Hal ini menjadi sangat penting karena menyangkut keberlangsungan organisasi. Selain itu kepuasan pelanggan menjadi salah satu hal utama dalam mendukung keberlangsungan organisasi. 

Strategi komunikasi PT. Indonesia AirAsia

6:37 PG Posted by Unknown No comments

Dengan mengusung tagline “Now Everyone Can Fly” membuat maskapai penerbangan ini tidak asing lagi di telinga dan di mata khalayak. Ditambah lagi dengan banyaknya media promosi yang digunakan maskapai penerbangan ini dalam menawarkan promo yang sedang mereka tawarkan. Tagline dari Air Asia semakin nyata ketika dalam sebuah promo maskapai penerbangan ini menawarkan harga tiket penerbangan yang tidak tanggung-tanggung murahnya. Kita sering melihat iklan di televisi atau media lain baik di media cetak maupun media baru seperti internet yang memuat penawaran harga yang ditawarkan Air Asia yang sangat murah. Contonya, harga tiket penerbangan dari Medan ke Jakarta  hanya Rp. 50.000,- pulang pergi, atau juga ada penawaran dari Medan ke Penang dengan harga Rp. 45.000,- sekali jalan. Indonesia AirAsia merupakan maskapai asal Malaysia, yang merupakan salah satu maskapai penerbangan yang mengusung konsep "Low Cost Carriers" yang saat ini gemanya cukup kuat mempengaruhi industri penerbangan Asia pada umumnya dan Indonesia khususnya. Di saat maskapai penerbangan lokal mengalami mati suri akibat besarnya biaya operasional (cost) yang harus ditanggung, AirAsia justru mampu mengeruk keuntungan besar.
Dengan Visi dan Misi ingin menempatkan diri sebagai maskapai penerbangan biaya rendah terdepan di Asia, Indonesia merupakan salah satu pilihan bagi AirAsia untuk melebarkan sayapnya. Dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang besar, Indonesia jelas merupakan pasar yang sangat potensial. Di samping itu, sejak krisis moneter melanda, penjuaian tiket pesawat mengalami kenaikan 10% dibandingkan penjualan tiket alat transportasi lainnya. Ketenarikan AirAsia yang sebelum nya memakai nama AWAIR untuk memasuki pasar Indonesia diwujudkan dengan mengubah namanya menjadi Indonesia AirAsia pada Desember 2005 dimana kepemilikan saham terbesar (51%) dikuasai oleh orang Indonesia. Dengan tagline nya ?Kini Siapapun Bisa Terbang? atau "Now Everyone Can Fly" kini Indonesia AirAsia mampu menancapkan positioningnya sebagai maskapai murah meriah yang dapat dijangkau oleh kalangan kelas bawah sekalipun Unit analisis dari penelitian ini adalah sebuah maskapai penerbangan, Indonesia AirAsia, yang berkedudukan di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jakarta. Setelah sempat berhenti beropersi pada tahun 2001 dan beberapa kali mengalami pergantian kepemilikan, pada Desember 2002 dengan munculnya Tony Femandez sebagai CEO, maskapai ini kembali beroperasi dengan berganti nama menjadi AirAsia. Dan sejak saat itu, AirAsia mampu mengejar ketertinggalan nya dengan mengantongi 15% dari revenue 36 juta Dollar. Sedangkan untuk Indonesia AirAsia sendiri mampu meraup keuntungan hingga 60% dalam waktu 2 tahun.Strategi Komunikasi Pemasaran Indonesia AirAsia akan di analisis dengan menggunakan model perencanaan IMC (lntegrared Marketing Communication) atau Komunikasi Pemasaran Terpadu (KPT).