Lakukan sebuah survey ketidakpuasan masyarakat terhadap sebuah produk atau jasa.
Mahasiswa saat ini dimudahkan dengan kecanggihan teknologi yang semakin hari semakin berkembang. Perkembangan teknologi komunikasi khususnya, sangatlah membantu kegiatan mahasiswa dalam mencari informasi, sumber rujukan, bahkan hanya sekadar hiburan.
Universitas dengan taraf nasional maupun internasional seakan-akan perlu memfasilitasi akses internet dengan perkembangan teknologi yang ada. Universitas Brawijaya sebagai salah satu interpreneur university seolah ikut memberikan pelayanan kepada mahasiswa, dosen, maupun jajaran yang lain dalam bentuk akses internet di beberapa titik.
Akses internet yang ada di Universitas Brawijaya mencakup tiap fakultas dan tempat-tempat umum lainnya seperti Widyaloka, Perpustakaan, serta sekitar Rektorat. Fisip yang merupakan salah satu fakultas yang ada di Universitas Brawijaya juga menyediakan akses internet di dalam gedung.
Fisip Universitas Brawijaya memilliki gedung kembar yang masing-masing bernama gedung Prof. Darsono dan Prof. Yogi Sugito. Gedung Prof. Darsono yang awalnya diberi nama gedung A telah dahulu dibangun dan memiliki akses internet untuk memberikan kebutuhan bagi internal yang ada di Fisip seperti karyawan, dosen, serta mahasiswa.
Wifi termasuk jasa pelayanan nonprofit yang diberikan oleh fakultas sangatlah dibutuhkan untuk kelancaran belajar mengajar para mahasiswa dan dosen. Bagi mahasiswa, jasa nonprofit ini bisa dinikmati dengan memasukkan nomor induk mahasiswa serta password yang dimiliki oleh tiap individu.
Akses wifi yang disediakan ternyata masih dinilai belum maksimal diberikan oleh fakultas. Wifi tersebut masih mengalami koneksi yang sangat lambat sehingga menghambat proses mahasiwa untuk mencari informasi dengan menggunakan akses wifi. Hal ini menjadi pengurangan poin kualitas layanan yang diberikan oleh fakultas.
Mahasiswa biasanya dalam menggunakan wifi terkendala dengan koneksi yang melemah serta tidak ada sama sekali. Tempat-tempat yang disediakan free wifi pun terbatas misalnya di lantai 1 yang akses wifi lumayan baik, demikian juga dengan lantai 3, lantai 4, lantai 5, serta lantai 6. Kondisi tertentu, ada kalanya wifi melemah, dan hanya akan kuat aksesnya di lantai 6 di mana tempat tersebut merupakan gedung yang ditempati oleh dekan, pembantu dekan 1, pembantu dekan 2, serta pembantu dekan 3.
Untuk mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa FISIP terhadap fasilitas WIFI yang ada di Fisip. Kami mengadakan observasi kepuasan konsumen terhadap fasilitas wifi di Fisip. Observasi ini kami lakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa Fisip.
a.Formulasikan apa saja faktor ketidakpuasan pelanggan
Ada beberapa faktor ketidakpuasan akan pelayanan Wifi FISIP UB
1.Kuota bandwith yang terbatas
2.Kurangnya pelayanan yang diberikan pada tempat-tempat memiliki pengguna yang relatif banyak
3.Kuota tidak sebanding dengan pengguna yang angat banyak
4.Jaringan yang terhalang konstruksi bangunan
b.Kesimpulan
1.Hampir seluruh mahasiswa FISP UB meraa tidak pua akan pelayanan Wifi di FIIP UB
2.Hal ini terjadi karena kualita Wifi yang sulit dinikmati atau digunakan oleh sebagian besar Mahasiswa FISIP UB yang disebabkan oleh beberapa faktor yang telah diebutkan seperti kuota bandwitch yang terbatas ddan tidak sebanding dengan penggunanya yang banyak
c.Manfaat
1.Dapat mengetahui dan mengidentifikasi bahwa adanya kekecewaan atau ketidakpuasan dari para pengguna wifi akan kualitas pelayanan Wifi di FISIP UB
2.Dapat memberikan inforrmasi dan gambaran mengenai kondisi pelayanan Wifi di FISIP UB sehingga diharapkan adanya kesadaran untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
3.Dapat mengetahui keluhan pengguna sehingga memberikan korreksi akan pelayanan yang suddah ada
Tehnik pengukuran kepuasan yang tepat dengan kultur situasi dan studi pada palayanan WIFI FISIP UB.
a.Konsep bagaimana membuat kepuasan pelanggan
Salah satu dari unsur nilai konsumen total adalah kualitas jasa dimana kualitas jasa merupakan unsur utama yang bersifat positif dalam pembentukan nilai konsumen. Kualitas jasa bagi konsumen sendiri merupakan komponen pembentuk utama dari kepuasan konsumen. Perbandingan harapan konsumen terhadap kualitas jasa dengan dimensi kualitas jasa yang pada akhirnya akan membentuk kepuasan konsumen. Hal ini sesuai dengan konsep kepuasan konsumen di bawah ini :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil0o_RVsF3iAZpejj44y2ILgSJU6IhKqUMTeBI1UPXXpiQliSRGZXAOjThyphenhyphen1zjq1wQq_sc37Wg_pF_j8xXGh2ls44bntbzA920UBnCnwrCXnDsh2XiIuFx6AxJ_D2nR4ztRMe19OJNjpwz/s1600/Bagan+PSC.jpg
Dalam contoh kasus yang ada, kita bisa menjabarkan bahwa FISP UB adalah sebuah instansi pendidikan yang merupakan instansi jasa yang memberikan jasa pendidikan kepada konsumennya. Produk dari sebuah instansi pendidikan adalah sebuah pelayanan jasa mulai dari kualitas pengajaran hingga fasilitas pendukung yang berguna bagi pendidikan.
Dalam kasus ini, wifi adalah sautu bentuk pelayanan berupa fasilitas. Melalui wifi, para mahasiswa akan sangat terbantu dalam proses pendidikan seperti menari informasi, mengerjakan tugas, menjaga komunikasi, dll. Bagi mahasiswa, adanya fasilitas wifi diharapkan mampu mempermudah kegiatan mereka sebagai mahasiswa.
Sayangnya, kualitas pelayanan Wifi di FISIP UB ini sudah dianggap mengecewakan oleh sebagian besar mahasiswa FISIP. Wifi bagi mahaiswa merupakan fasilitas yang banyak diharapkan atau bisa dikatakan wajib ada di lingkungan kampus. Fasilitas ini bisa menjadi kebutuhan dan keinginan dari para pengguna. Para pengguna tentunya berharap wifi bisa berjalan lancar sesuai dengan harapan mahasiswa sehingga bisa mendukung kegiatan mereka. Sayangnya kepuasan pelanggan tidak melebihi harapan bahkan cenderung kurang. Fasilitas wifi yang diberikan FISIP dianggap mahasiswa sangat tidak sesuai dengan biaya mereka kuliah disini. Bandwith sangat lambat dan kuota tidak sebanding dengan jumlah pengguna membuat harapan dari para mahasisswa tidak terpenuhi.
b.Kesimpulan
Pada dasarnya tujuan dari sebuah organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa adalah memuaskan konsumen agar mendapatkan timbal balik yang menguntungkan bagi peruahaan. Kepuasan pelanggan akan menjadi tolak ukur keberhasilan kualitas jasa yang dibuat oleh perusahaan. Bagi perusahaan sangat penting mengetahui tingkat kepuasan konsumen agar mereka mampu memberikan kualitas jasa yang baik dan tepat.
Pada kasus Wifi FISIP UB, sebagai instansi pendidikan seharusnya pelayanan sangat diutamakan agar peserta didik dan komponen lainnya mampu memberikan kinerjanya dengan baik. Semua ini akan saling mempengaruhi satu sama lain. Mungkin pihak FISIP UB telah melaukukan yang terbaik. Tetapi melihat tingkat kepuasan yang ada seharusnya pihak instansi terkait bisa berbenah dan mengoreksi dengan cara survey lebih mendalam dan memperbaiki kekurangan yang ada.
c.Manfaat
Manfaat dari mengukur kepuasan adalah pengoreksian akan kualitas dari sebuah instansi. Berdasarkan kasus pelayanan Wifi FISIP UB, setidaknya instansi terikat apalagi yang memberikan jasa pendidikan harusnya mampu memperbaiki diri untuk meningkatkan kualitas pelayanannya sehingga mampu memanjakan dan meningkatkan kualitas anak didiknya. Berdasarkan manfaat yang bisa diperoleh, mengetahui tingkat kepuasan bisa menjadi sebuah cerminan bagi sebuah instansi dalam melaksanakan tugasnya khususnya dalam memberikan pelayanan.
Mahasiswa saat ini dimudahkan dengan kecanggihan teknologi yang semakin hari semakin berkembang. Perkembangan teknologi komunikasi khususnya, sangatlah membantu kegiatan mahasiswa dalam mencari informasi, sumber rujukan, bahkan hanya sekadar hiburan.
Universitas dengan taraf nasional maupun internasional seakan-akan perlu memfasilitasi akses internet dengan perkembangan teknologi yang ada. Universitas Brawijaya sebagai salah satu interpreneur university seolah ikut memberikan pelayanan kepada mahasiswa, dosen, maupun jajaran yang lain dalam bentuk akses internet di beberapa titik.
Akses internet yang ada di Universitas Brawijaya mencakup tiap fakultas dan tempat-tempat umum lainnya seperti Widyaloka, Perpustakaan, serta sekitar Rektorat. Fisip yang merupakan salah satu fakultas yang ada di Universitas Brawijaya juga menyediakan akses internet di dalam gedung.
Fisip Universitas Brawijaya memilliki gedung kembar yang masing-masing bernama gedung Prof. Darsono dan Prof. Yogi Sugito. Gedung Prof. Darsono yang awalnya diberi nama gedung A telah dahulu dibangun dan memiliki akses internet untuk memberikan kebutuhan bagi internal yang ada di Fisip seperti karyawan, dosen, serta mahasiswa.
Wifi termasuk jasa pelayanan nonprofit yang diberikan oleh fakultas sangatlah dibutuhkan untuk kelancaran belajar mengajar para mahasiswa dan dosen. Bagi mahasiswa, jasa nonprofit ini bisa dinikmati dengan memasukkan nomor induk mahasiswa serta password yang dimiliki oleh tiap individu.
Akses wifi yang disediakan ternyata masih dinilai belum maksimal diberikan oleh fakultas. Wifi tersebut masih mengalami koneksi yang sangat lambat sehingga menghambat proses mahasiwa untuk mencari informasi dengan menggunakan akses wifi. Hal ini menjadi pengurangan poin kualitas layanan yang diberikan oleh fakultas.
Mahasiswa biasanya dalam menggunakan wifi terkendala dengan koneksi yang melemah serta tidak ada sama sekali. Tempat-tempat yang disediakan free wifi pun terbatas misalnya di lantai 1 yang akses wifi lumayan baik, demikian juga dengan lantai 3, lantai 4, lantai 5, serta lantai 6. Kondisi tertentu, ada kalanya wifi melemah, dan hanya akan kuat aksesnya di lantai 6 di mana tempat tersebut merupakan gedung yang ditempati oleh dekan, pembantu dekan 1, pembantu dekan 2, serta pembantu dekan 3.
Untuk mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa FISIP terhadap fasilitas WIFI yang ada di Fisip. Kami mengadakan observasi kepuasan konsumen terhadap fasilitas wifi di Fisip. Observasi ini kami lakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa Fisip.
a.Formulasikan apa saja faktor ketidakpuasan pelanggan
Ada beberapa faktor ketidakpuasan akan pelayanan Wifi FISIP UB
1.Kuota bandwith yang terbatas
2.Kurangnya pelayanan yang diberikan pada tempat-tempat memiliki pengguna yang relatif banyak
3.Kuota tidak sebanding dengan pengguna yang angat banyak
4.Jaringan yang terhalang konstruksi bangunan
b.Kesimpulan
1.Hampir seluruh mahasiswa FISP UB meraa tidak pua akan pelayanan Wifi di FIIP UB
2.Hal ini terjadi karena kualita Wifi yang sulit dinikmati atau digunakan oleh sebagian besar Mahasiswa FISIP UB yang disebabkan oleh beberapa faktor yang telah diebutkan seperti kuota bandwitch yang terbatas ddan tidak sebanding dengan penggunanya yang banyak
c.Manfaat
1.Dapat mengetahui dan mengidentifikasi bahwa adanya kekecewaan atau ketidakpuasan dari para pengguna wifi akan kualitas pelayanan Wifi di FISIP UB
2.Dapat memberikan inforrmasi dan gambaran mengenai kondisi pelayanan Wifi di FISIP UB sehingga diharapkan adanya kesadaran untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
3.Dapat mengetahui keluhan pengguna sehingga memberikan korreksi akan pelayanan yang suddah ada
Tehnik pengukuran kepuasan yang tepat dengan kultur situasi dan studi pada palayanan WIFI FISIP UB.
a.Konsep bagaimana membuat kepuasan pelanggan
Salah satu dari unsur nilai konsumen total adalah kualitas jasa dimana kualitas jasa merupakan unsur utama yang bersifat positif dalam pembentukan nilai konsumen. Kualitas jasa bagi konsumen sendiri merupakan komponen pembentuk utama dari kepuasan konsumen. Perbandingan harapan konsumen terhadap kualitas jasa dengan dimensi kualitas jasa yang pada akhirnya akan membentuk kepuasan konsumen. Hal ini sesuai dengan konsep kepuasan konsumen di bawah ini :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil0o_RVsF3iAZpejj44y2ILgSJU6IhKqUMTeBI1UPXXpiQliSRGZXAOjThyphenhyphen1zjq1wQq_sc37Wg_pF_j8xXGh2ls44bntbzA920UBnCnwrCXnDsh2XiIuFx6AxJ_D2nR4ztRMe19OJNjpwz/s1600/Bagan+PSC.jpg
Dalam contoh kasus yang ada, kita bisa menjabarkan bahwa FISP UB adalah sebuah instansi pendidikan yang merupakan instansi jasa yang memberikan jasa pendidikan kepada konsumennya. Produk dari sebuah instansi pendidikan adalah sebuah pelayanan jasa mulai dari kualitas pengajaran hingga fasilitas pendukung yang berguna bagi pendidikan.
Dalam kasus ini, wifi adalah sautu bentuk pelayanan berupa fasilitas. Melalui wifi, para mahasiswa akan sangat terbantu dalam proses pendidikan seperti menari informasi, mengerjakan tugas, menjaga komunikasi, dll. Bagi mahasiswa, adanya fasilitas wifi diharapkan mampu mempermudah kegiatan mereka sebagai mahasiswa.
Sayangnya, kualitas pelayanan Wifi di FISIP UB ini sudah dianggap mengecewakan oleh sebagian besar mahasiswa FISIP. Wifi bagi mahaiswa merupakan fasilitas yang banyak diharapkan atau bisa dikatakan wajib ada di lingkungan kampus. Fasilitas ini bisa menjadi kebutuhan dan keinginan dari para pengguna. Para pengguna tentunya berharap wifi bisa berjalan lancar sesuai dengan harapan mahasiswa sehingga bisa mendukung kegiatan mereka. Sayangnya kepuasan pelanggan tidak melebihi harapan bahkan cenderung kurang. Fasilitas wifi yang diberikan FISIP dianggap mahasiswa sangat tidak sesuai dengan biaya mereka kuliah disini. Bandwith sangat lambat dan kuota tidak sebanding dengan jumlah pengguna membuat harapan dari para mahasisswa tidak terpenuhi.
b.Kesimpulan
Pada dasarnya tujuan dari sebuah organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa adalah memuaskan konsumen agar mendapatkan timbal balik yang menguntungkan bagi peruahaan. Kepuasan pelanggan akan menjadi tolak ukur keberhasilan kualitas jasa yang dibuat oleh perusahaan. Bagi perusahaan sangat penting mengetahui tingkat kepuasan konsumen agar mereka mampu memberikan kualitas jasa yang baik dan tepat.
Pada kasus Wifi FISIP UB, sebagai instansi pendidikan seharusnya pelayanan sangat diutamakan agar peserta didik dan komponen lainnya mampu memberikan kinerjanya dengan baik. Semua ini akan saling mempengaruhi satu sama lain. Mungkin pihak FISIP UB telah melaukukan yang terbaik. Tetapi melihat tingkat kepuasan yang ada seharusnya pihak instansi terkait bisa berbenah dan mengoreksi dengan cara survey lebih mendalam dan memperbaiki kekurangan yang ada.
c.Manfaat
Manfaat dari mengukur kepuasan adalah pengoreksian akan kualitas dari sebuah instansi. Berdasarkan kasus pelayanan Wifi FISIP UB, setidaknya instansi terikat apalagi yang memberikan jasa pendidikan harusnya mampu memperbaiki diri untuk meningkatkan kualitas pelayanannya sehingga mampu memanjakan dan meningkatkan kualitas anak didiknya. Berdasarkan manfaat yang bisa diperoleh, mengetahui tingkat kepuasan bisa menjadi sebuah cerminan bagi sebuah instansi dalam melaksanakan tugasnya khususnya dalam memberikan pelayanan.
0 ulasan:
Catat Ulasan